Tertidur Berselang Aktivitas Bekerja, Apa Itu Inemuri?
Tertidur di tempat kerja dalam budaya Jepang disebut inemuri.
Mengutip dari Cultural World, inemuri berarti tertidur dalam bahasa Jepang yang mengacu pertemuan sosial, di kelas, tempat kerja, dan fasilitas publik.
Bagi banyak orang Jepang, implikasi dari inemuri karena seseorang kelelahan bekerja terlalu keras.
Ia mengorbankan tidur pada malam hari untuk menyelesaikan pekerjaan.
Adapun pekerjaan sangat penting untuk orang Jepang, terutama kerja keras.
Di negara yang orang-orangnya bersaing untuk mendapat lebih banyak jam bekerja, inemuri indikator utama kerja keras.
Di Jepang, inemuri bisa diterima oleh orang-orang di tempat kerja.
Adapun jam kerja panjang dan stres ekstrem tak sehat, inemuri dianggap bermanfaat.
Waktu tidur yang singkat bisa meremajakan pikiran membuat seseorang kembali fokus.
Stuff merujuk peneliti tidur Sara Mednick memperkirakan antara 40 persen hingga 60 persen populasi orang dewasa di dunia tidur siang.
Dia mengatakan jika semua orang tidur siang, itu akan lebih efisien dan produktif di tempat kerja dan rumah.
Penelitian telah menemukan beberapa manfaat tidur siang termasuk peningkatan memori, wawasan kreatif, keterampilan motorik atau persepsi yang lebih baik dan presisi otot.
Itu juga berguna untuk memperbaiki sel, pemeliharaan hormon dan fungsi jantung.
Tidur siang singkat pun baik untuk meningkatkan suasana hati.
Tidur siang seperti nano nap walaupun hanya setidaknya lima menit terasa manfaatnya.
Namun tidur siang selama 20 menit hingga 30 menit bisa sangat menyenangkan.
Biasanya, inemuri tidur yang sangat ringan.
Ketika orang tidur bisa secara mudah bangun, memungkinkan dia untuk mengikuti kegiatan sambil mengistirahatkan pikiran.
Ada pula power nap sebutan lain untuk tidur siang singkat yang antara 10 menit hingga 30 menit.
Pola ini memberi tubuh tenaga tanpa mempengaruhi seseorang untuk tertidur saat malam.
Menurut Sleep Foundation, beberapa ahli mengatakan power nap tidak lebih dari 30 menit.
Sebab, setelah 30 menit, masuk dalam fase tidur nyenyak, sehingga ketika bangun menimbulkan efek kemalasan.
“Keadaan kantuk (kemalasan) ini juga disebut kelembaman tidur.
Saat itulah tubuh merasa perlu tidur lebih banyak, karena otak sudah mulai masuk dalam kondisi tidur yang dalam,” kata Safia Khan, spesialis gangguan tidur dan asisten profesor di departemen kedokteran keluarga dan komunitas departemen neurologi di UT Southwestern Medical Center, sebagaimana dikutip dari Everyday Health.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.